“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad 47: Ayat 31)
Bukan hanya itu saja, musibah juga akan melebur seorang hamba. Ibunda Aisyah radiallahu’anhha meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW mengenai hal tersebut :
“Tidalkah musibah menimpa seorang muslim, bahkan sebagaimana halnya duri yang menusuknya, tetapi Allah akan memperbaiki kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5640 dan mUSLIM 2572)
Lantas, bagaimanakah cara kita menghadapi masalah yang datang? Tentu saja dengan bersabar dan janganlah berkeluh kesah.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 156)
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura 42: Ayat 30)
Doa agar kita tegar saat tertimpa musibah, in syaa Allah ;
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 10)
Makna dari ayat ini bahwa semua orang yang ada didunia ini adalah saudara. Tidak peduli agamanya ap, atau budayanya seperti apa, memperbaiki sebuah hubungan itu sangatlah dianjurkan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 11)
Dari dua ayat diatas, jelas sekali maksudnya bahwa hormat menghormati sangat dianjurkan dalam ajaran agama kita ini (Agama islam). Hormat menghormati menjadi sikap yang wajib dilakukanm demi terciptanya sebuah perdamaian.
kita ambil saja contoh di sekolah saat bulan Ramadhan, dimana pada saat bulan Ramadhan tentu tidak semua akhwat melakukan ibadah puasa. Dan yang tidak melakukan ibadah puasa tersebut bersembunyi makan karna tidak ingin dilihat oleh temannya yang puasa, bukan karna dia pelit atau takut temannya minta akan tetapi karna ia menghormati saudaranya yang puasa. Ia takut jika makan didepan saudaranya, nanti puasanya batal karna tergoda dengan makanan yang terlihat sangat lezat.
Intinya, jangan minta dihargai jika tidak bisa menghargai orang lain. Islam agama yang damai, islam juga agama yang toleran, jadi mari kita salilng menghargai.
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
Saling mengenallah antar sesama, agar kita bisa mengerti dan memahami diri, orang lain dan lingkungan kita. Agar kita tidak mudah baper !😉
Sebagai seorang Muslimah, ku selalu mencoba untuk bisa melaksanakan apa yang Rabb (Allah SWT) perintahkan. Aku ingin terus memperbaiki penampilanku dan terus menggali ilmu sampai nafas terakhirku. Hanya untuk-Nya, aku terus belajar untuk terus memperbaiki pakaianku.
Bukan untuk orang lain melainkan atau siapapun, tapi inilah pereintah Rabb ku. Apapun itu, aku ingin selalu tampil cantik dihadapan-Nya. Bukan karen lipstick, make up, perhiasan ataupun baju mahal model terbaru, kaaren bukan itu ukuran cantik dimata Allah. Mata rabb ku lebih tajam dan Dia (Allah SWT) lebih paham dalam menilai seseorang. Mungkin dimata manusia terlalu sangat sederhana, tetapi tidak menurut Rabb ku, karena didalamnya sangat besar manfaatnya bagiku dan Muslimah lainnya.
Inilah pakaian taqwaku, dengan segala kesederhanaan yang Rabb ku inginkan. Karena aku ingin terlihat cantik dimata_Mu,tidak hanya sekedar cantik dimata umat MU. Inilah pakaian takwaku, seperti yang tertuang dalam firman Mu agar aku selalu ingat bahwa perintah Mu tidak pernah merugikan diriku.
“Wahai anak cucu adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang lebih baik. Demikianlahh sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat. (Qs. Al a’raf: 26)
Tidak peduli walaupun akan ada orang yang mencibirku karena pakaian yang dianggap ketinggalan zaman ataupun tidak fashionable yang tidak mengikuti trend masa kini. Kurang modisnya pakaianku, sederhananya penampilanku sehingga banyak komentar yang hadir dari mulut-mulut hamba Mu. Ah biarkan saja yang penting aku nyaman dengan pakaian taqwaku, aku tidak peduli yang penting Rabb ku tersenyum dan senang melihat penampilanku. Aku hanya ingin mencoba melaksanakan kewajibanku,segala komentar mungkin hanya semu yang tidak akan menyurutkan langkah untuk selalu mempertahankan pakaian yang menjadi kesukaan Mu. Sesungguhnya aku tahu, banyak dari hambamu yang mengerti keutamaan dan hukum jilbab yang sudah menjadi perintah Mu. Namun, dianata mereka masih banyak yang merasa enggan untuk beranjak menjalankan perintah Mu dengan alasan yang mungkin tak lazim bagi Mu. Sementara jelas, bahwa jilbab adalah tergolong dalam pakaian taqwa dan sebaik-baiknya pakaian dalam pandangan Mu.
Allah SWT berfirman;
“Wahai Nabi katakanlah pad istri-istrimu, anak-anakmu perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuhmereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Qs. Al Azhab: 59)
Ketahuilah, Allah SWT menciptakan wanita dengan segala keindahannya, karena keindahan itulah Rabb ku memerintahkanku untuk menutup auratku secara rapi dari ujung kaki sampai unung rambut kecuali wajah dan telapak tangan, karena Rabb ku imgim menjaga kecantikan wanita dan tidak ingin identitasnya sebagai wanita mulia hilang dari pandangan-Nya, serta menjaga kehormatannya agar jauh dari hal yang yang akan merugikannya. Pernah timbul pertanyaan sekilas dibenakku, kenapa aku harus berjilbab? Hinga sahabatku memberikanku jawaban yang sangat sederhana yaitu karena hukum berjilbab (menutup aurat) adalah wajib dalam islam.
Allah SWT berfirman;
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaja pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya. (QS. An Nur: 31)
Namun bukan itu saja yang harus kita pahami tentang jilbab. Jilbab adalah pakaian istimewa yang tidak hanya sekedar kain penutup kepala dan rambut saja. Akan tetapi kita harus paham apakah manfaat dan bagaimana cara pemakain yang sebenaranya, agar tidak hilang makna jilbab sebenarnya dan agar tetap terkandung nilai kesyar’iannya. Dengan begitu akan benar-benar kita rasakan manfaat jilbab yang sesungguhnya.
Sebagai contoh;
Ketika kita melihat ada dua wanita berjalan kaki, satu memakai jilbab dan menutup auratnya dengan sangat rapi, sementara yang satunya tanpa jilbab dan seksi yang dibilang trend masa kini. Sekarang tebak siapakah yang memiliki potensi menimbulkan Hasrat untuk digoda? Tanpa piker Panjang kita semua pasti sudah tahu jawabannya dan memang betul, itulah rata-rata jawaban yang sering aku temui setiap kali diskusi tenteng wacana ini. dan miriisnya lagi, diantara jawaban teman-taman yang laki-laki ada yang berpendapat bahwa wanita berbusana seksi hanya untuk dinikmati, tapi bukan untuk keriteria dijadikan istri. Mereka hanya dijadikan latihan oleh para laki-laki yang untuk sekedar mencari kesenangan, sebelum akhirnya mereka mencari wanita yang baik-baik untuk teman hidup dan anak-anaknya nanti.
Benar atau tidaknya saya tidak tahu pasti, tapi itulah faktanya hasil dari diskusi kecil tentang jilbab dan dunia masa kini, jawaban sebagai teman dari berbagai macam persepsi yang entah atas dasar apa mereka berargumentasi. Sadar atau tidak, begitu banyak pintu keburukan yang akan terbuka ketika seorang wanita mulai memakai pakaian seksi. Bahkan Abdurrahman Nusantari dalam bukunya yang berjudul “21 Resiko Buruk Busana Seksi” berpendapat bahwa pakaian seksi merupakan pakaina kehancuran bagi wanita itu sendiri. Ingatlah sebuah peringatan yang mengatakan bahwa kebanyakan isi neraka itu adalah kaum wanita. Memang tampak tidak jelas pengaruhnya, tapi sadarkah kita bahwa orang yang melihat aurat kita juga terkena dampaknya. Jika kita belum siap memakai busana muslimah atau jilbab, pakailah busana pantas dan sopan. Memang, busana pantas yang belum menutup seluruh aurat belum dikatakan sebagai busana Muslimah, tetapi itu lebih baik untukmu.
Berusaha tampillah secara elegant, rapi, sopan, dan mencerminkan kepribadianmu sebagai wanita yang terhormat dan cerdas. Sambil terus belajar, dengan demikian insyaallah hingga akhirnya pelan-pelan kau akan sampai pada taraf busana ideal yang Allah SWT perintahkan.
Dan inilah jilbabku,identitasku . Yang memberikan rasa aman disetiap perjalananku , dan ketentraman social yang insyaallah akan tetap selalu kujaga disetiap waktu sebagai tanda ketaatan terhadap Rabb ku. Demikianlah bukti dan janji yang telah Allah SWT jelaskan untukku dan saudari-saudariku, betapa besar pengaruh jilbab bagi kehidupan seorang wanita yang mencerminkan identitas dirinya sebagai Muslimah.
Apapun alasannya, hanya ingin mengatakan tidak ada ruginya ketika seluruh tubuhmu tertutup rapi dengan busana dan jilbab, dengan jilbab kita akan menemukan banyak kebaikan insyaallah. Karena seorang wanita yang telah menunaikan shalat, zakat, puasa pada bulan Ramadhan, menjauhi dosa-dosa besar,kemudian ia berbusana Muslimah dengan rapi , sungguh wanita itu telah mendapat duniaseluruhnya. Tinggal dia kelak akan memperoleh syurga yang abadi di akhirat.
Jadi sahabat fillah, jangan enggan untuk berjilbab, belajarlah untuk bisa memakainya. Secara bertahap dan mulailah dari hal kecil semampumu. Kelak kau akan merasakan indahnya imbalan atas pakaian taqwa yang Allah SWT perintahkan kepadamu. Dan kini akupun berani mengatakan jilbabku identitasku, inilah pakaian yang memberikan rasa nyaman yang berasal dari Rabb ku.
“Dunia itu perhiasan,dan sebaik-baik peerhiasan dunia ialah wanita yang shalihah. (HR. Muslim)
Kita sering sekali mengatakan “Jadi diri sendiri itu lebih baik”.
Tapi kita tahu tidak itu maksudnya apa?
Didunia ini Allah menciptakan manusia dengan pribadi yang berbeda-beda, Karakter, sifat, prilaku dan ciri yang berebeda-beda. Menjadi diri sendiri tentang memahami bagaimana kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Mampu mengatur dengan seimbang antara keduanya.
Menjadi diri sendiri ialah kita harus memaksimalkan potensi yang ada pada diri sendiri sehingga kita bisa menunjukkan keunikan yang kita miliki dan tentang hijrah. Dalam hijrah kita tidak mengubah diri kita menjadi orang lain, karena sejatinya kita tetaplah diri kita sendiri. Tidak lantas aku menjadi kamu , dia menjadi aku, atau kamu menjadi dia.Yang kita rubah ialah iman di dalam diti kita , ketakwaan yang ada pada diti kita dan semakin mengkokohkan apa yang telah Allah anugerahkan kepada agama kita.
Lantas banyak sekali dari kita yang yang salah mengartikan “Menjadi diri sendiri” dengan menggabungkan tentang hijrah. “Ah jadi diri sendiri itu lebih baik, daripada pakai kerudung , pakai gamis Panjang tapi jadi orang lain”. Terus akhirnya banyak dari kita yang kemakan kata-kata semacam itu.
Memang benar menjadi diri sendiri itu lebih baik, karena kita tidak perlu menjadi asing untuk diri kita sendiri. Tapi tidakkah kita merasa asing dengan agama kita? Tidakkah kita merasa jauh dari_Nya disaat kita memilih untuk menjadi diri sendiri yang dalam artian salah?? Karena menjadi diri sendirimya seorang Muslimah adalaah yang mengulurkan jilbabnya hingga menutupi dada, yang menutup auratnya sehingga tidakk dipandang tertarik oleh lawan jenis , yang menundukkan pandangannya, dan yang memiliki rasa malu. Itulah menjadi diri sendiri seorang Muslimah.
Jangan mencuri kata-kata bijak untuk menjadi alasan kita menyerah atau mengdindar. Jadilah diri sendiri yang memang keteguhan iman dan istiqomah dengan syari’at seorang Muslimah., karena menjadi diri sendiri itu memang jauh lebih baik jika diikuti dengan ketakwaan dan keimanan dalam diri. Semoga bermanfaat