TEMPAT CURHAT TERBAIK

Assalamualaikum sahabat fillah..

Sudah pada tahu belum tempat curhat terbaik itu dimana?

Yang pasti tempat curhat terbaik itu bukan di Facebook,Instagram,Twitter,ataupun WhatsApp. Terus dimana dong?

 Kita hidup didunia ini tak terlepas dari yang Namanya cobaan. Terkadang, cobaan bisa datang beruntun dan terasa sangat menyesakkan. Banyak cara digunakan untuk lepas dari himpitan persoalan itu, diantaranya berkomunikasi dengan orang lain. Mencurahkan isi hati (curhat) deanggap sebagai salah satu cara untuk melepaskan beban. Orang sering berharap mendapatkan pencerahan mengenai cara terbaik untuk menyudahi pesoalan tersebut. Namun sayangnya, terkadang kita kerap melupakan Allah SWT sebagai tempat curhat terbaik bagi setiap umat.

Berikut adalah cerita seorang hamba yang jika ia memiliki masalah, ia hanya curhat kepada Allah SWT.

  Saya selalu berkeyakinan, takdir baik dan buruk harus ikhlas diterima. Selalu disikapi dengan berprasangka baik kepada Allah. Karena bagaimana pun takdir tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Setiap ada masalah saya selalu mengagandengkannya dengan ayat-ayat Al Qur’an. Sehingga saya tetap merasa terarah.

            Saya pernah tidak ada uang sama sekali untuk hidup. Ini yang paling berat yang pernah saya alami. Saat itu saya tinggal di Kramat Lontar, Jakarta Pusat. Terlebih saat itu saya menampung beberapa teman. Waktu itu, untuk sekedar ongkos ngajar saya saya tidak ada. Namun karena ngajar adalah azam saya, terpaksa saya harus jalan kaki. Saya waktu itu ngajar di dua tempat, Kwitang dan Tebet.

            Hari itu saya tidak  sarapan. Uang sepeserpun di dompet tidak ada. Sebelum Zuhur saya ke masjid UI. Jangan sampai ada orang yang tahu,  saya ini belum makan. Di masjid saya mengadu kepada Allah. Saya tumpahkan segala permasalahan yang saya hadapi. Setelah shalat saya berangkat ngajar ke Kwitang dengan jalan kaki. Di Kwitang, tempat pengajianbiasanya pasti ada teh manis dan roti. Herannya hari itu tidak ada sama sekali hingga selesai ngajar. Sepulang dari Kwitang, saya ngajar ke Tebet jalan kaki karena memang tidak ada uang. Seperti biasanya saya sampai di Tebet, Magrib dan saya shalat di masjid di sana. Di tempat pengajian, biasanya ada the manis, sate padang plus uang transportasi saat pulang. Tapi kenapa hari itu semua tidak ada.

            Pukul 22.00 saya pulang. Karena jalan kaki, saya sampai di Lontar pukul 00.30. keadaan seperti ini berlangsung selama tiga hari tanpa makan. Saya hanya bertahan dengan air. muka saya kurus, pucat. Namun urusan mengajar tetap saya jalankan, tidak pernah saya tinggalkan. Ini merupakan komitmen saya, ini dunia saya sejak awal.

            Di saat-saat seperti itu saya adukan kepada Allah. “Ya Allah, saya ini mengajar anak-anak maupun orang tua tentang Al Qur’an-Mu. Kalau benar ini saya ikhlaskan hanya kepada Mu permudahkan urusanku”. Itu lantunan-lantunan doa yang saya sebutkan kepada Allah. hari ketiga jam sepuluh itu sama juga tidak ada makanan. Saya heran kenapa bisa seperti itu.

            Saat saya di masjid Tebet, pada malam ke empat, tiba-tiba saya dicegat oleh seseoran. Setelah salam. Orang itu menyodorkan amplop. Setelah memberikan amplop orang itu pergi. Saya kejar orang itu namun setelah melewati tikungan di pintu gerbang mashid otang itu hilang. Saya takut san begegas jalam. Amplop tidan berani saya buka sehingga sampai rumah, isinya untuk anak yatim maupun anak-anak yang lain. Pagi itu juga ibu-ibu dari mana-mana dating membawa sarapan, roti segala macam. Saya heran, hanya bengong saja. Meja saya penuh dengan makanan.

            Waktu saya kuliah dulu, pernah kurang dana 10 juta untuk wisuda, ongkos orangtua ke Jakarta. Langkah pertama saya bersabar. Saat itu saya tidak punya uang bukan karena tiak ada, namun masih di pinjam teman-teman. Bila dikumpulkan jumlahnya bisa menutupi kebutuhan yang 10 juta. “Saya ridho dengan hal seperti ini ya Allah, saya hamba Mu ya Allah. Engkau tahu saya , yang menggenggam akal saya, menggerakkan hati dan lidah saya.

            Saat itu saya juga mencoba mengingat-ingat kebaikan saya. Ketika shalat subuh saya bermunajat, “Saya sudah ikhtiar ya Allah, tapi saya tahu kalau engkau marah kalau saya menuhankan ikhtiar itu”. Saya adukan semua dengan doa yang pernah Rasulullah SAW contohkan. Saya sebut semua kebaikan yang pernah saya lakukan keapada orang lain. Harapannya, semoga Allah memberikan jalan keluar, sampai berdoa hingga menjelang pukul 05.30.

            Tak lama, ada seorang yang sudah saya kenal datang. Orang itu langsung mengatakan, “Ustadz ini ada rizki mohon dimanfaatin. Dari orang ini ada 5 juta. Dalam hati, saya akan membuktikan doa saya. Seharian saya tidak pergi keman-mana. Menjelang pukul 10 siang seorang datang lagi. Orang ini kenal saya, sering parkir ditempat saya. Ia memberikan amplop isinya 3 juta. Menjelang Magrib seseorang menelpon saya, orang itu pernah bertemu sekaliditempat pengajian saya di Tebet. Ia meminta saya untuk datang ke kantornya saat itu juga. Karena tidak bisa ditawar, saya berangkat ke kantornya, di Tebet. Dan betul, saya disodorkan amplop. Sesampai dirumah saya buka, isinya 2 juta. Yang saya butuh dan saya minta dari Allah itu tidak lebih dan tidak kurang 10 juta.

            Ma syaa Allah, Allah Maha Tahu dan Maha Kaya. Semua dimudahkan dari hal yang tidak terduga. Bermunajat kepada Allah sangat luar biasa . Namun tentu sebagi pengajar, membagi ilmu barangkali pintu saya untuk beramal dan membantu orang. Dengan cara itu Allah membukakan jalan bagi saya, Allah menggerakkan hambanya untuk saling membantu sesamanya.

            Saya punya Allah untuk curhat, saya kembalikan semua kepada_Nya. Ini mungkin makna dari kata-kata yang saya ucapkan kepada orang. Ayat-ayat yang sering saya bacakan itu harus diperaktekkan juga pada diri saya. Saya berusaha ikhlas kepada Allah, 7 buruk sangka kepada_Nya maupun sesama.

Semoga bermanfaat dan kita bisa mengambil pelajaran dari cerita di atas, Aamiin!

3 tanggapan untuk “TEMPAT CURHAT TERBAIK”

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai